Sebuah isyarat untuk mendekat

Warna kuning keorenan pertanda pergantian petang menjelang malang
Senja yang ku rindu begitu cepat pergi berlalu 

Gemerlap hitam pertanda kelam menyambut malam

Saut-sautan gema adzan berkumandang dimana mana
Para manusia begitu antusias untuk menghadiri panggilan-Nya

Aku yang faham akan sebuah isyarat, perlahan mencoba untuk mendekat 

Di perjalanan
Ku lihat hawa berjalan seraya menundukkan kepala
Mukena putih di hiasi pernak-pernik hitam membuat raga ini seakan tenggelam 

Saat berpapasan 
hati ini bertanya, Inikah hawa yang telah Tuhan janjikan?
Ataukah ia hanya perhiasan dunia bagi seorang insan.

Mungkin ia hanya senja kedua yang di kirim Tuhan untuk menghibur seorang hamba dari senja pertama yang perlahan meninggalkannya

Hari itu aku merasa tentang keadilan Tuhan

Disaat yang di dambakan hilang tanpa bayang
Disaat yang sama juga Tuhan mengirimkan seorang penenang

Comments

Popular posts from this blog

untuk kedua kali

Antara keinginan dan ketentuan

Aku tiada terburu-buru